Indra Wijaya – BeritaGaruda
BeritaGaruda – Nama kelompok ISIS-K, cabang ISIS di Afghanistan, menjadi perhatian setelah penembakan massal di sebuah gedung konser di dekat Moskow, Rusia, pada Jumat (22/3) lalu.
Serangan tersebut mengakibatkan kematian setidaknya 133 orang dan luka-luka puluhan lainnya.
Aksi teror ini menimbulkan kemarahan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin bersumpah bahwa dia akan membalas orang-orang yang melakukan penembakan massal di gedung konser itu.
Negara Islam Khorasan (ISIS-K) adalah afiliasi militan ISIS di Timur Tengah.
Nama kelompok ini berasal dari istilah “Khorasan”, yang merupakan bagian dari Iran, Turkmenistan, dan Afghanistan.
Kelompok ini muncul untuk pertama kalinya di Afghanistan timur pada akhir 2014. Dengan aksi-aksi ekstremnya, mereka dengan cepat membangun reputasi.
Sejak sekitar 2018, anggota ISIS-K menurun, menurut Reuters. Penurunan ini disebabkan oleh perang antara Taliban dan pasukan AS yang “menggusur” keberadaan mereka.
Meskipun keduanya beraliran sunni ekstrim, ISIS dan Taliban memang musuh bebuyutan. Kedua memiliki prinsip, tujuan, dan tujuan yang sangat berbeda, mulai dari penafsiran agama yang sederhana hingga strategi kelompok. Kedua kelompok itu mengklaim bahwa mereka mewakili jihad Islam.
Meskipun terjadi penurunan, AS tetap menganggap ISIS-K sebagai ancaman yang terus-menerus.
Menurut Jenderal Michael Kurilla, Komandan Komando Pusat AS, kelompok ini memiliki kemampuan untuk menyerang kepentingan AS dan Barat di luar Afghanistan “hanya dalam waktu enam bulan dan dengan sedikit atau tanpa peringatan.”
ISIS-K dengan cepat memperoleh kemampuan untuk melakukan “operasi eksternal” di Eropa dan Asia, menurut Kurilla.
Namun, dia berpendapat bahwa kemungkinan serangan di wilayah AS sendiri sangat kecil.